“TUGAS FORTOFOLIO”
A.
PENYESUAIAN
DIRI
1.
Pengertian
Penyesuaian Diri
Ø Penyesuaian
diri merupakan sutu proses kemampuan
untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungannya.Seseorang
individu menyesuaikan
diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang
bertujuan untuk mengubah prilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
2.
Konsep
Penyesuaian Diri
Ø Penyesuaian dideskripsikan sebagai adaptasi
dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh
kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang
memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai
konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana
dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi
segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.
Penyesuaian sebagai penguasaan dan
kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif
memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa
penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri
dan pada lingkungannya.
3.
Pertumbuhan
Personal
Ø Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya
keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang
berkesinambungan. Selain itu pertumbuhan tidak hanya berlaku pada hal yang
bersifat kuntitatif , seperti alam, sel, kromosom rambut dan lain-lain . namun
pertumbuhan terdiri daribahan-bahan kualitatif seperi kesan, keinginan, ide,
gagasan , pengeahuan , nilai dan lain-lain.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor
Biologis Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh
seperti kepala, tangan ,kaki dan lainya.Hal ini dapat menjelaskan bahwa
beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku.
2. Faktor
Geografis Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada
penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan
baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika
lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu
yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor
Kebudayaan Khusus Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
a.
Penekanan
Pertumbuhan Penyesuaian Diri
Ø
Pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung
dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
b.
Variasi
dalam Pertumbuhan
Ø
Tidak selamanya individu berhasil
dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan
tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri.
Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar
dirinya.
c.
Kondisi”
untuk bertumbuh
Ø
Kondisi
jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik
berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa
terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe
tempramen (Surya, 1977).
d.
Fenomenologi
Pertumbuhan
Ø Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia
kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang
mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda
dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak
mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak
Psikologi Humanistik. Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai
berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen,
1974:33):
B.
STRESS
Menurut “Hans Selye” (General Adaption Syndrom)
1. Pengertian Stress
Ø
Menurut
Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989)
Efek-efek Stress
Ø
Selye (1983)
menyatakan munculnya sindrom adaptasi umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut
:
·
Tahap
peringatan (Alarm Stage)
Tahap reaksi
awal tubuh dalam menghadapi berbagai stressor. Tubuh tidak dapat bertahan pada
tahapan ini dalam jangka waktu lama.
·
Tahap
Adaptasi atau Eustres (Adaptation Stage)
Tahap dimana
tubuh mulai beradaptasi dengan adanya stres dan berusaha mengatasi serta
membatasi stresor. Ketidakmampuan tubuh beradaptasi mengakibatkan tubuh menjadi
rentan terhadap penyakit.
·
Tahap
Kelelahan atau distres (Exhaution Stage)
Tahap dimana
adaptasi tidak dapat dipertahankan karena stres yang berulang atau
berkepanjangan sehingga berdampak pada seluruh tubuh
Efek lain
seperti efek fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
·
Nyeri dada
·
Insomnia
atau tidur masalah
·
Nyeri kepala
Konstan
·
Hipertensi
·
Tukak
2. Faktor-faktor yang
Menjadi Penyebab Stress
Ø
Timbulnya
stress pada seseorang diawali dengan adanya stimuli yang mengawali atau
mencetuskan perubahan yang disebut dengan stressor. Stressor menunjukan suatu
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa saja kebutuhan
fisiologis psikologis sosial, lingkungan, perkembangan spiritual atau kebutuhan
kulturan (Potter & Perry,1997).
·
Faktor Individual : Faktor biologis, herediter, konstitusi tubuh,
kondisi fisik, neurofsiologik dan neurohormonal
·
Faktor Sosial : Faktor sosio kultural,
perkembangan kepribadian, pengalaman dan kondisi lain yang mempengaruhi.
3. Tipe-tipe Stress
a. Tekanan
Ø
Timbulnya tekanan
karena adanya beban /tekanan dalam kehidupan sehari-hari.Tekanan ini dapat
muncul dari individu ataupun luar individu.
b. Frustasi
Ø
Sesuatu yang timbul
adanya kegagalan pencapaian apa yang diinginkan untuk mencapai tujuannya
dikarenakan hambatan.Frustasi dapat muncul dari dalam maupun luar.
c. Konflik
Ø Tidak
dapatnya individu untukn memilih diantara dua pilihan yang akan di capai untuk
kebutuhan,keinginan ataupun suatu tujuan.
d.
Kecemasan
Ø Situasi
yang tidak diinginkan yang terjadi tanpa disengaja,hal ini dapat menimbulkan
stress.
4.
Symtom
Reducing Responses terhadap stress,mekanisme pertahanan diri dan Strategi
Coping untuk mengatasi stress”Minor”
Ø Respon
Terhadap Stress, menyangkut
Defense Mechanism Menurut Lazarus (dalam Santrock,
2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping)
2. Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping)
2. Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)
Ø Mekanisme
Pertahanan Diri,
Freud menggunakan
istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk menunjukkan proses
tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan
kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif
bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah
itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri merupakan bentuk penipuan diri.
Ø Strategi
Coping untuk mengatasi stress’Minor” Coping berupa pelarian/penghindaran (misalnya berharap bahwa situasi akan
berakhir dengan sendirinya) merupakan metode coping yang paling tidak efektif
untuk mengadapi banyak masalah kehidupan.
Dua Dimensi Coping (Lazarus dan Folkman, 1984):
·
Coping yang berfokus pada masalah Mencakup bertindak langsung untuk mengatasi maslah atau mencari informasi
yang relevan dengan solusinya. Contohnya adalah menyusun jadwal belajar untuk
menyelesaikan berbagai tugas dalam satu semester sehingga mengurangi tekanan
pada akhir semester.
·
Coping yang berfokus pada emosi
Merujuk pada berbagai upaya untuk mengurangi berbagai reaksi emosional
negative erhadap stres, contohnya, dengan mengalihkan perhatian dari masalah,
melakukan relaksasi, atau mencari r asa nyaman dari orang lain.
5.
Pendekatan Problem
Salving terhadap stress,Bagaimana meningkatkan toleransi stress
Ø Dalam Siswanto dijelaskan dalam
menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback,
tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres
kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat
yang sangat rumit sebagai feedback. utamanya
adalah tempat harus nyama dan tenang, dan cukup membangkitkan apa yang
menyebabkan stres, cari tahu gejalanya
hingga akar dari masalah tersebut, kemudian berikan sugesti-sugesti yang
positif.Meningkatkan Toleransi Stress
Lazarus,R,S.,&
folkman,S. (1984). Stress,appraisal,and coping. New York: Springer.
Lazarus, A. A. (2006). Learning theory and the treatment of depression. Behavior research and therapy, 6, 83-89.
Lazarus, A. A. (2006). Learning theory and the treatment of depression. Behavior research and therapy, 6, 83-89.
Halgin,
Richard P., Susan Krauss Whitbrourne. 2010. Psikologi
Abnormal: Perspektif Klinis
pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar