Kamis, 26 September 2013

Definis Manajemen dan Perencanaan,Penetapan Manajemen


NAMA:Putri Laura Ra’adiyah
NPM:18511723
MATA KULIAH:Psikologi Manajemen
A.PENGANTAR
1.       Definisi Manajemen
-Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
·         Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
·         Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan sertamencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dansumberdaya lainnya.

Manajemen adalah Suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.

2.       Definisi Kepemimpinan
- Kepemimpinan/leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
·         Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
·         Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok

3.       Teori Kepemimpinan Contigency Fiedler(Matching Leaders and tasks)

-Fiedler (1973, 1977) telah menjawab kecaman, dan perdebatan mengenai validitas model ini masih berlanjut. Namun, ketertarikan dalam teori ini telah melemah seiring waktu disaat teori situasional yang lebih baik dikembangkan. Sebagai teori kepemimpinan situasional yang pertama, paling tidak model ini telah memberikan kontribusi sebagai pendorong ketertarikan yang lebih besar pada variabel situasional dalam menjelaskan efektivitas seorang pemimpin.Dasar dari model kontingensi Fiedler terlibat menilai pemimpin potensial dengan skala gaya kerja mulai dari tugas yang berorientasi pada salah satu ujungnya, untuk berorientasi pada hubungan di ujung lainnya. Kemudian tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat stres dalam organisasi, jenis pekerjaan, fleksibilitas dari kelompok berubah, dan penggunaan teknologi, koordinasi disesuaikan sumber daya, orang, tugas dan gaya manajemen yang benar dapat diterapkan.

4.       Model Kepemimpinan Normatif Vroom &Tetton

-Teori kepemimpinan Vroom&Yetton ini merupakan salah satu teori contingency. Teori ini dikembangkan oleh Vroom&Yetton (1973) dan disebut juga sebagai model normatif tentang kepemimpinan, karena mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu, yang berfokus pada tingkat partisipasi yang diperbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan didapat kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimalisasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin dalam berbagai situasi. Model ini menunjukan bahwa tidak ada corak kepemimpinan tunggal yg dapat diterapkan pada semua situasi.

Lima pola umum Gaya Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan (Vroom & Yetton, 1973) :
1. Autocratic I: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang saat ini terdapat pada pemimpin.
2. Autocratic II: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat pada seluruh anggota kelompok tanpa terlebih dahulu menginformasikan tujuan dari penyampaian informasi yang mereka berikan.
3. Consultative I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan, mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke dalam kelompok; lalu membuat keputusan.
4. Consultative II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide dan saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian membuat keputusan.
5. Group II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh kelompok.

5.       Path.Goal Theory dalam Kepemimpinan

-Teori path-goal menganut pandangan kepemimpinan sebagai pelayan. Kepemimpinan tidak dipandang sebagai sebuah posisi kekuasaan. Sebaliknya, pemimpin bertindak sebagai pelatih dan fasilitator kepada bawahan mereka.
Menurut teori path-goal, efektivitas seorang pemimpin tergantung pada faktor kontingensi (ketidakpastian) lingkungan dan gaya kepemimpinan tertentu.
Gaya Kepemimpinan
Keempat gaya kepemimpinan adalah:
1. Kepempimpinan direktif: disini pemimpin memberikan pedoman, yang memungkinkan bawahan tahu apa yang diharapkan dari mereka, menetapkan standar kinerja bagi mereka, dan mengontrol perilaku ketika standar kinerja tidak terpenuhi. Pemimpin secara bijaksana memberikan penghargaan dan sanksi disiplin. Bawahan diharap mengikuti aturan dan kebijakan yang dikeluarkan.
2. Kepemimpinan suportif: pemimpin yang sifatnya mengayomi bawahan dan menampilkan perhatian pribadi terhadap kebutuhan, dan kesejahteraan mereka.
3. Kepempimpinan partisipatif: pemimpin yang percaya pengambilan keputusan dalam kelompok dan berbagi informasi dengan bawahan. Dia berkonsultasi bawahannya mengenai keputusan penting berkaitan dengan pekerjaan, tujuan tugas, dan cara untuk menyelesaikan tujuan.
4. Kepemimpinan berorientasi prestasi: pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mendorong karyawan untuk mencapai kinerja terbaik mereka. Pemimpin percaya bahwa karyawan cukup bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang menantang. Gaya ini sama dengan pandangan teori penetapan tujuan.
B. PERENCENAAN , PENETAPAN MANAJEMEN
1. Definisi dari Perencanaan Manajemen
-Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa(what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
                                                                                                                           
2 .Langkah-langkah dalam Menyusun Perencanaan Manajemen
·         Merumuskan Misi dan Tujuan
Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan,sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan
·         Memahami Keadaan Saat ini
Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang
·         Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.
Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia
·         Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai tujuan
Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara,diantaranya adalah:
a.Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat dipilih
b. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan
c. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara alternatif-alternatif lain
Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen strategik

3. Manfaat Perencanaan dalam suatu Organisasi

- Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Tanpa suatu perencanaan maka proses pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak dapat berjalan dengan baik. Seperti yang sudah diketahui pada umumnya bahwa perencanaan adalah menyusun sebuah rencana yang akan diterapkan pada kegiatan tertentu seperti acara penting, sampai hal-hal kecil tentunya juga memerlukan rencana meski rencananya tak sebesar rencana untuk acara penting. Jadi Perencanaan memiliki tahapan paling penting dari fungsi manajemen itu sendiri, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat.

4. Jenis Perencanaan dalam Organisasi

-Menurut Asnawir Ada tujuh jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah:
Dilihat dari segi waktu
Dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
·         Perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci.
·         Perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun.
·         Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai lima tahun.
Dilihat dari segi sifatnya
Perencanaan dibagi menjadi dua yaitu:
·         Perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka.
·         Perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas
Sumber :

Sabtu, 29 Juni 2013

pekerjaan dan waktu luang , self directed changes



Nama : Putri Laura R
NPM : 18511723
Kelas : 2PA11

 A. Pekerjaan dan Waktu Luang

I.Nilai Pekerjaan
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.

-Apa yang dicari dalam Pekerjaan
Tingkat apa yang paling penting dalam kepuasan bekerja, 5 kriteria teratas secara menurun menajadi kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Menggunakan keahlian dan kemampuan. Berpeluang bagus dalam periklanan, masa depan yang terjamin, dan hasil yang nyata. Upah yang baik menempati urutan ke-8. Oenyda yang tidak kuliah memberikan respon yang serupa kecual mereka lebih memntingkan upah yang baik menempati posisi 8 (Bachman,Johnson,1979)
Responden pada survey psikologi hari ini termasuk kebanyakan dewasa alwal dan pekerja berpendidikan membuat perbedaan yang tajam antara apa yang merka suka tentang pekerjaan mereka dan apa pemikiran yang paling penting mengenai pekerjaan secara umum. seperti yang di ditunjukkan pada table 9.1. Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan. Di lain pihak, aspek yang paling penting dalam melakukan pekerjaan adalah berkaitan dengan pertumbuhan pribadi atau aktualisasi diri. Termasuk kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat diri sendiri senang melakukannya. Sesuatu yang berharga dan mempelajari hal yang baru. Aktualisasi ini lebih pentung daripada uang. Ketika responden tertekan pada kabar apapun mereka akan menerima pekerjaan berupah lebih tinggi yang mana kurang menarik. Hampir 2/3 responden mengatakan tidak rela. Di lain pihak, hampir setengah (46%) dari responden tidak akan menerima pekerjaan yang lebih menarik jika upahnya kurang dari pekerjaan yang mereka miliki saat ini. Bagaimanapun, hampir kebanyakan responden (41%) ihklas untuk melakukan pertukaran, mereka yang setidaknya ikhlas untuk memtong upahnya adalah wanita yang sudah bercerai (55%), pria yang sudah menikah (49%), Janda (47%) dan perempuan yang hidup dengan seseorang (47%) (Renvick, Lawler,1976)

-Fungsi Psikologi
Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

 II.Fase dalam Memilih Pekerjaan
Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.

III.Hubungan antara Karakteristik Pribadi dengan Karakteristik Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.
Mungkin kalian pernah mendengar seseorang mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu pemilihan karir. Sebenarnya, kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda daripada sebuah test biasa. Saat ini, satu dari kebanyakan menggunakan instrument tes adalah Strong-Campbell Interest Inventory (SCII) yang mana menggabungkan banyak item dari versi awalnya Strong Inventory for males and females dengan menghilangkan item yang berdasarkan jenis kelamin. hasilnya, yang mana biasanya dibagi secara terbuka dengan individu, menunjukan bagaimana ketertarikan seorang individu dibandingkan dengan orang-orang lain yang memiliki kedudukan yang berbeda.
Seperti yang banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang pekerjaan yang samasering memiliki sifat yang mirip,ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian bersama dengan lingkungan kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah kegiatan,ketertarikan dan perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian menjumblahkan item untuk menemukan 3 jenis kepribadian yang paling menyerupai.kemudian pada pekerjaan yang terpisah penemu buklet, kalian mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan beberapa pekerjaan yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan Self-Directed ssearch lebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan ketertarikan jurusan.

IV.Kepuasan Kerja dan Penyesuaian diri dalam Pekerjaan
Howell dan Dipboye (1986) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaan.
Selanjutnya dibahas tiga model yang mencerminkan hubungan-hubungan yang berbeda antara sikap dan motivasi untuk performance secara efektif.
Pada model A, kondisi kerja mempengararuhi sikap tenaga kerja terhadap pekerjaan dan organisasi, dan sikap ini secara langsung mempengaruhi secara langsung besarnya upaya untuk melakukan pekerjaan. Pada model B,Sikap kerja merupakan akibat dari, dan bukan yang menetukan motivasi kerja dan unjuk kerja. Pada model C,mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan kausal langsung antara sikap kerja dan unjuk kerja. Sikap tidak menyebabkan timbulnya unjuk kerja tertentu.
Sikap kerja yang dibicarakan dalam model A,B, dan C mengungkapkan kepuasan kerja. Makin positif sikap kerjanya, makin besar kepuasan kerjanya.
Motivasi ( Effort), kemampuan, dan persepsi peran, menghasilkan unjuk kerja (performance)dan memperoleh imbalan ( reward). Imbalan dinilai apakah adil (perceived equittable reward), hasilnya menentukan besar kecilnya kepuasan kerja. Motivasi menetukan tinggi rendahnya unjuk kerja. Unjuk kerja menghasilkan imbalan ( dinilai adil atau tidak) yang menetukan tinggi rendahnya kepuasan kerja.
Chiselli dan Brown mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja :

    Kedudukan
    Pangkat Kerja
    Masalah Umur
    Jaminan finansial dan jaminan social
    Mutu Pengawasan

Harold E. Burt, mengemukakan pendapat tentang faktor-faktor yang ikut menentukan kepuasan kerja sebagai berikut :

    Faktor hubungan antar karyawan
    Faktor-faktor Individual
    Faktor-faktor luar

Pendapat Gilmer (1966) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut :

a. Kesempatan untuk maju
b. Keamanan kerja
c. Gaji
d. Perusahaan dan manajemen
e. Pengawasan (Supervisi)
f. Faktor intrinsik dari pekerjaan
g. Kondisi kerja
h. Aspek sosial dalam pekerjaan
i. Komunikasi
j. Fasilitas

V.Bagaimana mengisi waktu luang dengan cara positif

Memang sangat sukar untuk menyisihkan waktu untuk beristirahat sejenak di dunia yang selalu terjaga ini. Namun perlu Anda ketahui juga bahwa seorang entrepreneur juga kadang harus meninggalkan pekerjaan sejenak agar keseimbangan kehidupannya terus terjaga. Abaikan kegiatan-kegiatan yang kurang penting dan lebih fokus pada pekerjaan dan kegiatan yang lebih bermakna bagi diri dan keluarga serta masyarakat sekitar.
Berikut
adalah cara menyisihkan waktu Anda untuk dapat menjaga produktivitas sebagai entrepreneur:


Ø  Susun jadwal yang jelas dan tegas: Perlakukan waktu luang seperti waktu bekerja: Jadwalkan dengan sengaja. Rencanakan waktu bersantai secara sengaja sebelumnya. Jauhkan pekerjaan dan hanya lakukan hal yang Anda benar-benar nikmati seperti bercengkerama dengan keluarga. Waktunya bisa 1 -2 hari saat Anda bisa benar-benar bebas dari pekerjaan. Dan jika bisa satu pekan penuh setiap tahun untuk bisa bersama orang-orang yang Anda kasihi dan benar-benar berinteraksi dengan mereka.
Ø  Matikan alat komunikasi Anda: Tinggalkan laptop di kantor atau rumah dan kunci di almari. Milikilah nomor ponsel terpisah, satu untuk pekerjaan dan satu lagi untuk pribadi. Tinggalkan ponsel yang berkenaan dengan pekerjaan di tas kerja Anda saat Anda datang dan tiba di rumah. Atau jika Anda ingin lebih ketat, masukkan saja ke kotak deposit atau brankas di hotel saat berada dalam liburan keluarga.
Ø  Ciptakan rutinitas: Berikan sinyal pada pikiran Anda bahwa sekarang waktunya untuk mulai bekerja
meninggalkan kerja atau melibatkan diri dalam kegiatan keluarga dengan menggunakan ritual untuk transisi dari satu jenis kegiatan ke kegiatan berikutnya. (*Akhlis)

B.Self Directed Changes

I.Cara Meningkatkan Kontrol Diri
1. Bekerjalah dengan Ikhlas. Yakinkan bahwa seluruh amalan baik akan mendapatkan pahala walau tidak enak untuk dikerjakan.

2. Kerjakan setiap aktifitas dengan penuh tanggung jawab, memiliki landasan nilai (vaIue) dan prinsip-prinsip yang kuat.

3. Milikilah kebiasaan menerima. Ini akan meningkatkan rasa memiliki.

4. Tingkatkan rasa tanggung jawab pribadi. Dengan itu, rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan problem umat akan tumbuh.

5. Miliki kebiasaan mempertahankan hak. Dengan cara mendorong sikap percaya diri untuk membela hak-hak kita yang hilang.

6. Milikilah kebiasaan hidup dengan tujuan. Tanpa tujuan yang kuat tak akan ada target dan kurang termotivasi untuk melakukan aktifitas yang baik sekalipun.

7. Memiliki integritas diri. Kekuatan utama bagi penyeru kebaikan terletak pada kekuatan integritas, yaitu kesatuan antara ucapan, statement tertulis dan tindakan kita.

II.Cara Menetapkan Suatu Tujuan
Dalam bukunya, Stephen R Covey mengatakan bahwa kebiasaan pertama dari orang yang efektif adalah proaktif. Ini berarti mereka bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh dan melihat dirinya sebagai penentu dari nasib sendiri. Kebiasaan kedua adalah mereka memulai dengan tujuan akhir dalam pikiran, yang berarti mereka memutuskan apa yang ingin mereka capai. Mereka tahu bahwa mereka memiliki pilihan, bagaimanapun keadaannya. Mindset nya adalah “Saya bertanggung jawab atas diri saya, dan saya mempunyai pilihan.”

Komponen utama hidup yang memuaskan adalah visi-tahu apa yang anda inginkan-, perencanaan, dan pelaksanaan; layaknya tempat tujuan, peta, dan kendaraan. Target anda adalah tempat tujuan anda.

Bermimpilah sebesar- besarnya, visualisasikan pencapaian anda, dan bayangkan anda mencapai tujuan- tujuan tesebut. Lihatlah hari- hari yang akan anda jalani, perasaan anda, dan kepuasan anda. Segera tuliskan mimpi- mimpi tersebut. Anda bisa mengambil secangkir kopi dan memutar lagu favorit sembari kembali ke masa kanak- kanak memikirkan masa depan anda. Tuliskan sebanyak- banyaknya, karena anda akan menyeleksinya.


Setelah memiliki daftar impian anda (saya menuliskan lebih dari 100 impian!), kini saatnya membuat impian tersebut menjadi target atau tujuan anda. Target yang tercapai umumnya memiliki karakteristik berikut:

    S - Specific (atau Signifikan)

    M - Measurable (atau Dapat diukur)

    A - Attainable (atau Dapat dicapai)

    R - Relevant (atau Relevan)

    T - Time-bound (atau Memiliki batas waktu)

Contohnya, dibandingkan “Membeli rumah pertama”, akan lebih baik menuliskan “Membeli rumah minimalis 6-kamar dengan teras lapang dengan jarak maksimum 30 menit dari kantor, sebelum akhir tahun” . Tentunya target ini baru akan tercapai setelah ada persiapan yang matang.

Cobalah menuliskan target- target anda dengan kalimat aktif positif, seperti “Menguasai teknik jual-beli forex” dibandingkan “Tidak mengulangi kesalahan bodoh bermain forex”.  Setelah itu, tentukan prioritas dari setiap target, supaya anda dapat mencapainya satu-persatu, dimulai dari yang paling penting buat anda, tetapi membutuhkan paling sedikit sumber daya

III.Cara Menyusun Konsekuensi yang Efektif
Tips untuk Membantu Anda Membuat Keputusan yang Lebih Baik
Tetap fokus pada prioritas Anda: Dalam setiap pilihan yang kita miliki, ada godaan untuk fokus jangka pendek … untuk menghilangkan rasa frustrasi dan stres sehingga kita mungkin merasa lebih baik sekarang. Untuk membuat keputusan yang lebih baik, selalu mempertimbangkan prioritas tertinggi Anda … kehidupan yang Anda ingin membuat sendiri. Semakin jelas Anda tentang prioritas hidup Anda, semakin mudah bagi Anda untuk membuat keputusan yang melayani Anda dalam jangka panjang.
Luangkan waktu untuk memahami masalah. Semakin baik Anda memahami masalah yang Anda hadapi semakin besar kemungkinan Anda untuk membuat keputusan yang baik. Melakukan penelitian untuk memahami pilihan Anda, dan potensi konsekuensi dan kemudian tanpa rasa takut berkomitmen.
Berhenti berpegang pada jaminan. Beberapa orang, mereka yang memiliki kecenderungan perfeksionis khususnya, mengalami kesulitan membuat keputusan kecuali mereka telah mencapai titik kepastian mutlak tentang hasilnya. Jika tidak dapat mencapai perasaan kepastian, pikiran mereka berputar-putar dalam lingkaran lebih menganalisis masalah sampai mereka akhirnya menunda-nunda atau memang tidak mengambil tindakan. Ada beberapa hal dalam kehidupan yang datang dengan jaminan, dan perlu diingat … tidak membuat keputusan itu sendiri keputusan.
Hindari membuat keputusan brengsek. Meskipun keputusan tersebut sering cepat diakui sebagai kesalahan, biasanya setelah kerusakan terjadi. Jenis pengpengambilan keputusan sering dikaitkan dengan uang dan jangka pendek aliran adrenalin dari kesempatan untuk mengobati diri pada sesuatu yang khusus vs jangka panjang, meskipun pilihan yang kurang menarik. Tanyakan pada diri Anda bagaimana perasaan Anda tentang keputusan ini setahun dari sekarang. Bagaimana kalau lima tahun?
Membangun kepercayaan dalam pengambilan keputusan Anda. Salah satu kendala terbesar untuk pertumbuhan pribadi dan menjadi pembuat keputusan yang efektif adalah kebutuhan konstan untuk disetujui oleh orang lain. Sekali lagi, ini sering merupakan masalah harga diri. Persetujuan yang Anda perlukan adalah dalam diri Anda.
Meningkatkan standar pribadi Anda. Salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan untuk diri sendiri adalah untuk meningkatkan standar pribadi Anda. Melakukan hal itu secara alami akan menghilangkan banyak keputusan kecil yang tidak penting yang mungkin mengganggu Anda setiap hari.
Belajar dari masa lalu. Beberapa orang tampaknya menderita masalah yang sama berulang-ulang. Alih-alih mengambil tanggung jawab atas keputusan yang mereka buat dalam proses dan gagal belajar dari pengalaman masa lalu, mereka menyalahkan ‘karma buruk’, ‘nasib’ atau sejumlah alasan lain untuk masalah mereka. Sekali lagi, ini sering merupakan masalah harga diri dan satu-satunya cara untuk secara efektif bergerak maju adalah menerima peranan seseorang dalam proses, mengidentifikasi apa yang belum berhasil di masa lalu dan mengapa, dan berkomitmen untuk membuat pilihan yang lebih baik di masa depan.
Jangan menyalahkan diri sendiri karena membuat keputusan ‘salah’. Tidak ada jaminan bahwa setiap keputusan yang Anda buat akan selalu memiliki hasil yang sempurna. Mengalahkan diri sendiri hanya membuat keputusan yang salah untuk menyebabkan Anda menebak keputusan masa depan dan merusak rasa percaya diri Anda

V.Proses Evaluasi
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest).Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan.Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya.

Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan.Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar.Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.

Sabtu, 11 Mei 2013

Hubungan Interpersonal , Cinta dan Perkawinan



A.     HUBUNGAN INTERPERSONAL
1.      Model Pertukaran Sosial Dan Analisis Transaksional
Ø  Salah satu teori sosial yang mempelajari bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain , kemudian seseorang itu menentukan keseimbangan antara pengorbanan dan keuntungan yang didapatkan dari hubungan itu . Setelah seseorang menentukan keseimbangannya , ia akan menentukan jenis hubungan dan kesempatan memperbaiki hubungan / tidak sama sekali. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain tanpa terasa ada hubungan resiprok didalamnya. Paling tidak ada 3 hal yang kita pertukarkan :
Ganjaran , Pengorbanan, Keuntungan.

Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. AT dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.
2.      Pembentukan Kesan Dan Ketertarikan Interpersonal Dalam Memulai Hubungan
Ø  Ellen Berscheid (Berscheid, 1985; Berscheid & Peplau 1983; Berscheid & Reis, 1998) menyatakan bahwa apa yang membuat orang-orang dari berbagai usia merasa bahagia, dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati tertinggi adalah membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan yang positif serta hangat. Tiadanya hubungan yang bermakna dengan orang-orang lain membuat individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya, dan keterasingan. Ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron menyatakan bahwa motivasi utama manusia adalah ’ekspresi diri’ (self expression).
Penyebab ketertarikan, dimulai dari awal rasa suka hingga cinta berkembang dalam hubungan yang erat meliputi :
·         Aspek kedekatan
·         Kesamaan
·         Kesukaan timbal balik
·         Ktertarikan fisik dan kesukaan

3.      Model Peran,Konflik Dan Adequacy Peran Serta Autentisitas Dalam Hubungan Peran
Ø  Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai
panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai
dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya. Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut

4.      Intimasi Dan Hubungan Pribadi
Ø  Kebutuhan intimacy merupakan suatu kebutuhan akan hubungan dengan ornglain dan merupakan kebutuhan terdalam pada diri setiap manusia untuk mengetahui seseorang secara lebih dekat, seperti merasa dihargai, diperhatikan,
 saling bertukar pendapat, keinginan untuk selalu berbagi dan menerima serta perasaan saling memiliki sehingga  terjalin keterikatan yang semakin kuat dan erat.
Faktor penyebab intimacy :
·         Keluasan : seberapa banyak aktifitas yg dilakukan bersama
·         Keterbukaan : adanya saling keterbukaan diri
·         Kedalaman : saling berbagi
Proses terbentukan intimacy :
Penerimaan  diri  ­  Saling  berinteraksi  ­  Memberi  respon  atau 
tanggapan – Perhatian ­ Rasa percaya  ­ Kasih sayang ­ Mempunyai 
minat yang sama ­ Berhubungan seksual

5.      Intimasi Dan Pertumbuhan
Ø  Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita. Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban.

Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh; (2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup;
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus . Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan.

                                   
B.     CINTA DAN PERKAWINAN
1.      Bagaimana Memilih Pasangan
Ø  Dalam memilih pasangan kita wajib mencari yang terbaik untuk menjalaninya.Cara memilih pasangan yang baik antara lain:
·         Saling jujur dan setia
·         Dari segi penampilan
·         Taat beribadah
·         Pandai/pintar
·         Tidak materialistis
·         Tidak mudah emosi
·         Sehat jasmani dan rohani
·         Persetujuan orang tua,keluarga
·         Menerima apa adanya
2.      Seluk Beluk Hubungan Dalam Perkawinan
Ø  Inilah puncak dari segalanya, setelah melewati  masa pacaran dengan baik. Dengan saling mengikarkan janji suci untuk sehidup semati baik dalam sehat maupun dalam sakit, dalam keadaan kaya atau miskin dan hanya maut yang bisa memisahkan mereka. Sehingga ikrar suci pernikahan itu, mereka bukan lagi dua tetapi telah menjadi satu. Tahap ini memulainya sebuah babak baru, relasi yang ditandai dengan munculnya komitmen tanpa syarat untuk saling mencintai dan memiliki.
Kalau tahap perkenalan merupakan sebuah pintu gerbang menuju ke tingkat pacaran, maka tahap pernikahan merupakan puncak dari tingkat hubungan paling akrab dan mulia yang dilakukan.
3.      Penyesuaian Dan Pertumbuhan Dalam Perkawinan
Ø  Dwan J.Lipthrott,LCSW mengatakan bahwa ada 5 tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan.Bisa jadi antara pasangan suami istri yang satu dengan yang lain,memiliki waktu berbeda saat menghadapi melalui tahapannya.
ü  Tahap 1: Romantic love.Saat ini adalah saat anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu.
ü  Tahap 2: Dissapointment of Distress.Di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan,memiliki rasa marah dan kecewa pda pasangan,berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya.
ü  Tahap 3: Knowledge and awareness.Bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya
ü  Tahap 4:Transformation.Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan dihati pasangannya.
ü  Tahap 5: Real love.Anda akan kembali dipenuhi dengan keceriaan,kemesraan,keintiman,kebahagiaan,dan kebersamaan dengan pasangan.
4.      Perceraian Dan Pernikahan Kembali
Ø  Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara suami istri  adalah cerai hidup yang disebabkan oleh kegagalan suami atau istri dalam menjalankan obligasi peran masing-masing .Dimana perceraian dipahami sebagai akhir dari ketidakstabilan perkawinan antara suami istri yang selanjutnya hidup secara terpisah dan diakui secara sah berdasarkan hukum yang berlaku.
5.      Alternatif Selain Pernikahan Membujang(Single Life)
Ø  Fenomena hidup membujang sepanjang usia bukanlah satu hal yang baru muncul pada zaman pasca moden ini. Umat Islam yang hidup pada abad-abad awal Islam sebenarnya sudahpun menikmati hidup bujang ini. Terdapat beberapa ulama terkenal yang telah menghabiskan usia hidup tanpa berkahwin, sebagai contoh Muhammad b. Jarir al-Tabari (m. 313/925). Beliau sangat terkenal dalam bidang tafsir al-Qur’an, pengarang kitab sejarah yang terkemuka dan pengasas sebuah mazhab fiqh pada zamannya. Demikian juga dengan Mahmud b. ‘Umar al-Zamakhshari (m. 538/1144), seorang ulama dan pengarang kitab tafsir; dan Ahmad b. ‘Abd al-Halim Ibn Taymiyyah (m. 727/1328). Tiga tokoh yang disebutkan ini ialah antara ulama besar dalam bidang tafsir dan perundangan Islam. Ratusan penyelidikan telah dilakukan tentang sejarah dan sumbangan pemikiran mereka dan berjaya pula menghasilkan tesis-tesis sarjana atau doktor falsafah.

Ramai ulama berpandangan bahawa kahwin membunuh cita-cita sebagai seorang ilmuan. Umar b. al-Khattab (m. 23/644), misalannya pernah menasihati muridnya supaya belajar bersungguh-sungguh sebelum kahwin. Begitu juga dengan Imam Abu Hanifah (m. 150/767) pernah menasihati Abu Yusuf (m. 182/798) agar jangan berkahwin di usia muda. Setelah berkahwin, masa akan tertumpu kepada keluarga, tidak lagi kepada pelajaran. Ulama yang memilih hidup tanpa kahwin tentu ada sebab-sebabnya sama ada peribadi atau lain-lain. Kebiasaannya para ulama memilih hidup bujang disebabkan tanggungjawab mereka yang besar terhadap umat Islam. Mereka hidup sepenuh masa dengan berbakti kepada ilmu pengetahuan, menjadi ahli ibadat, ulat buku, pengarang buku dan lain-lain. Sebagai bayarannya, mereka rela hidup tanpa kahwin sepanjang usia.
Sumber :