Nama :
Putri Laura R
NPM :
18511723
Kelas
: 2PA11
A. Pekerjaan dan Waktu Luang
I.Nilai
Pekerjaan
Nilai
pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat
bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun
pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah
bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses
menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil
dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
-Apa
yang dicari dalam Pekerjaan
Tingkat
apa yang paling penting dalam kepuasan bekerja, 5 kriteria teratas secara
menurun menajadi kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Menggunakan keahlian
dan kemampuan. Berpeluang bagus dalam periklanan, masa depan yang terjamin, dan
hasil yang nyata. Upah yang baik menempati urutan ke-8. Oenyda yang tidak
kuliah memberikan respon yang serupa kecual mereka lebih memntingkan upah yang
baik menempati posisi 8 (Bachman,Johnson,1979)
Responden
pada survey psikologi hari ini termasuk kebanyakan dewasa alwal dan pekerja
berpendidikan membuat perbedaan yang tajam antara apa yang merka suka tentang
pekerjaan mereka dan apa pemikiran yang paling penting mengenai pekerjaan
secara umum. seperti yang di ditunjukkan pada table 9.1. Aspek yang paling
memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang
diterima oleh rekan sepekerjaan. Di lain pihak, aspek yang paling penting dalam
melakukan pekerjaan adalah berkaitan dengan pertumbuhan pribadi atau
aktualisasi diri. Termasuk kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat diri
sendiri senang melakukannya. Sesuatu yang berharga dan mempelajari hal yang
baru. Aktualisasi ini lebih pentung daripada uang. Ketika responden tertekan
pada kabar apapun mereka akan menerima pekerjaan berupah lebih tinggi yang mana
kurang menarik. Hampir 2/3 responden mengatakan tidak rela. Di lain pihak,
hampir setengah (46%) dari responden tidak akan menerima pekerjaan yang lebih
menarik jika upahnya kurang dari pekerjaan yang mereka miliki saat ini.
Bagaimanapun, hampir kebanyakan responden (41%) ihklas untuk melakukan
pertukaran, mereka yang setidaknya ikhlas untuk memtong upahnya adalah wanita
yang sudah bercerai (55%), pria yang sudah menikah (49%), Janda (47%) dan
perempuan yang hidup dengan seseorang (47%) (Renvick, Lawler,1976)
-Fungsi
Psikologi
Survei
membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka
memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya
(Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan
psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan
perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu
yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan
yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya,
seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk
bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan
banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh
pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan
(Morgan,1972)
II.Fase dalam Memilih Pekerjaan
Studs
Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis
yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain
pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau
profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari
pekerjaan yang mereka lakukan.
III.Hubungan
antara Karakteristik Pribadi dengan Karakteristik Pekerjaan dalam Memilih
Pekerjaan yang Cocok
Penelitian
sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang
obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971).
Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan
yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.
Mungkin
kalian pernah mendengar seseorang mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu
pemilihan karir. Sebenarnya, kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda
daripada sebuah test biasa. Saat ini, satu dari kebanyakan menggunakan
instrument tes adalah Strong-Campbell Interest Inventory (SCII) yang mana
menggabungkan banyak item dari versi awalnya Strong Inventory for males and
females dengan menghilangkan item yang berdasarkan jenis kelamin. hasilnya,
yang mana biasanya dibagi secara terbuka dengan individu, menunjukan bagaimana
ketertarikan seorang individu dibandingkan dengan orang-orang lain yang
memiliki kedudukan yang berbeda.
Seperti
yang banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook
Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan.
Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga
ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan
tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan
termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter
gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2
dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri
beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah
perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu
adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning. Yang mana
dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang
pekerjaan yang samasering memiliki sifat yang mirip,ketertarikan dan kebiasaan
dalam melakukan sesuatu. Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian
bersama dengan lingkungan kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah
kegiatan,ketertarikan dan perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian
menjumblahkan item untuk menemukan 3 jenis kepribadian yang paling
menyerupai.kemudian pada pekerjaan yang terpisah penemu buklet, kalian mencocokan
berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan beberapa pekerjaan yang cocok.
O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan Self-Directed ssearch lebih handal
dan sedikit membantu untuk perencanaan ketertarikan jurusan.
IV.Kepuasan
Kerja dan Penyesuaian diri dalam Pekerjaan
Howell
dan Dipboye (1986) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari
derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari
pekerjaan.
Selanjutnya
dibahas tiga model yang mencerminkan hubungan-hubungan yang berbeda antara
sikap dan motivasi untuk performance secara efektif.
Pada
model A, kondisi kerja mempengararuhi sikap tenaga kerja terhadap pekerjaan dan
organisasi, dan sikap ini secara langsung mempengaruhi secara langsung besarnya
upaya untuk melakukan pekerjaan. Pada model B,Sikap kerja merupakan akibat
dari, dan bukan yang menetukan motivasi kerja dan unjuk kerja. Pada model
C,mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan kausal langsung antara sikap kerja dan
unjuk kerja. Sikap tidak menyebabkan timbulnya unjuk kerja tertentu.
Sikap
kerja yang dibicarakan dalam model A,B, dan C mengungkapkan kepuasan kerja.
Makin positif sikap kerjanya, makin besar kepuasan kerjanya.
Motivasi
( Effort), kemampuan, dan persepsi peran, menghasilkan unjuk kerja
(performance)dan memperoleh imbalan ( reward). Imbalan dinilai apakah adil
(perceived equittable reward), hasilnya menentukan besar kecilnya kepuasan
kerja. Motivasi menetukan tinggi rendahnya unjuk kerja. Unjuk kerja
menghasilkan imbalan ( dinilai adil atau tidak) yang menetukan tinggi rendahnya
kepuasan kerja.
Chiselli
dan Brown mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan
kerja :
Kedudukan
Pangkat Kerja
Masalah Umur
Jaminan finansial dan jaminan social
Mutu Pengawasan
Harold
E. Burt, mengemukakan pendapat tentang faktor-faktor yang ikut menentukan
kepuasan kerja sebagai berikut :
Faktor hubungan antar karyawan
Faktor-faktor Individual
Faktor-faktor luar
Pendapat
Gilmer (1966) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai
berikut :
a.
Kesempatan untuk maju
b.
Keamanan kerja
c.
Gaji
d.
Perusahaan dan manajemen
e.
Pengawasan (Supervisi)
f.
Faktor intrinsik dari pekerjaan
g.
Kondisi kerja
h.
Aspek sosial dalam pekerjaan
i.
Komunikasi
j.
Fasilitas
V.Bagaimana
mengisi waktu luang dengan cara positif
Memang
sangat sukar untuk menyisihkan waktu untuk beristirahat sejenak di dunia yang
selalu terjaga ini. Namun perlu Anda ketahui juga bahwa seorang entrepreneur
juga kadang harus meninggalkan pekerjaan sejenak agar keseimbangan kehidupannya
terus terjaga. Abaikan kegiatan-kegiatan yang kurang penting dan lebih fokus
pada pekerjaan dan kegiatan yang lebih bermakna bagi diri dan keluarga serta
masyarakat sekitar.
Berikut
adalah
cara menyisihkan waktu Anda untuk dapat menjaga produktivitas sebagai
entrepreneur:
Ø Susun jadwal yang jelas dan tegas: Perlakukan
waktu luang seperti waktu bekerja: Jadwalkan dengan sengaja. Rencanakan waktu
bersantai secara sengaja sebelumnya. Jauhkan pekerjaan dan hanya lakukan hal
yang Anda benar-benar nikmati seperti bercengkerama dengan keluarga. Waktunya
bisa 1 -2 hari saat Anda bisa benar-benar bebas dari pekerjaan. Dan jika bisa
satu pekan penuh setiap tahun untuk bisa bersama orang-orang yang Anda kasihi
dan benar-benar berinteraksi dengan mereka.
Ø Matikan alat komunikasi Anda: Tinggalkan
laptop di kantor atau rumah dan kunci di almari. Milikilah nomor ponsel
terpisah, satu untuk pekerjaan dan satu lagi untuk pribadi. Tinggalkan ponsel
yang berkenaan dengan pekerjaan di tas kerja Anda saat Anda datang dan tiba di
rumah. Atau jika Anda ingin lebih ketat, masukkan saja ke kotak deposit atau
brankas di hotel saat berada dalam liburan keluarga.
Ø Ciptakan rutinitas: Berikan sinyal pada
pikiran Anda bahwa sekarang waktunya untuk mulai bekerja
meninggalkan
kerja atau melibatkan diri dalam kegiatan keluarga dengan menggunakan ritual
untuk transisi dari satu jenis kegiatan ke kegiatan berikutnya. (*Akhlis)
B.Self
Directed Changes
I.Cara
Meningkatkan Kontrol Diri
1.
Bekerjalah dengan Ikhlas. Yakinkan bahwa seluruh amalan baik akan mendapatkan
pahala walau tidak enak untuk dikerjakan.
2.
Kerjakan setiap aktifitas dengan penuh tanggung jawab, memiliki landasan nilai
(vaIue) dan prinsip-prinsip yang kuat.
3.
Milikilah kebiasaan menerima. Ini akan meningkatkan rasa memiliki.
4.
Tingkatkan rasa tanggung jawab pribadi. Dengan itu, rasa tanggung jawab untuk
menyelesaikan problem umat akan tumbuh.
5.
Miliki kebiasaan mempertahankan hak. Dengan cara mendorong sikap percaya diri
untuk membela hak-hak kita yang hilang.
6.
Milikilah kebiasaan hidup dengan tujuan. Tanpa tujuan yang kuat tak akan ada
target dan kurang termotivasi untuk melakukan aktifitas yang baik sekalipun.
7.
Memiliki integritas diri. Kekuatan utama bagi penyeru kebaikan terletak pada
kekuatan integritas, yaitu kesatuan antara ucapan, statement tertulis dan
tindakan kita.
II.Cara
Menetapkan Suatu Tujuan
Dalam
bukunya, Stephen R Covey mengatakan bahwa kebiasaan pertama dari orang yang
efektif adalah proaktif. Ini berarti mereka bertanggung jawab atas hasil yang
mereka peroleh dan melihat dirinya sebagai penentu dari nasib sendiri.
Kebiasaan kedua adalah mereka memulai dengan tujuan akhir dalam pikiran, yang
berarti mereka memutuskan apa yang ingin mereka capai. Mereka tahu bahwa mereka
memiliki pilihan, bagaimanapun keadaannya. Mindset nya adalah “Saya bertanggung
jawab atas diri saya, dan saya mempunyai pilihan.”
Komponen
utama hidup yang memuaskan adalah visi-tahu apa yang anda inginkan-, perencanaan,
dan pelaksanaan; layaknya tempat tujuan, peta, dan kendaraan. Target anda
adalah tempat tujuan anda.
Bermimpilah
sebesar- besarnya, visualisasikan pencapaian anda, dan bayangkan anda mencapai
tujuan- tujuan tesebut. Lihatlah hari- hari yang akan anda jalani, perasaan
anda, dan kepuasan anda. Segera tuliskan mimpi- mimpi tersebut. Anda bisa
mengambil secangkir kopi dan memutar lagu favorit sembari kembali ke masa
kanak- kanak memikirkan masa depan anda. Tuliskan sebanyak- banyaknya, karena
anda akan menyeleksinya.
Setelah
memiliki daftar impian anda (saya menuliskan lebih dari 100 impian!), kini
saatnya membuat impian tersebut menjadi target atau tujuan anda. Target yang
tercapai umumnya memiliki karakteristik berikut:
S - Specific (atau Signifikan)
M - Measurable (atau Dapat diukur)
A - Attainable (atau Dapat dicapai)
R - Relevant (atau Relevan)
T - Time-bound (atau Memiliki batas waktu)
Contohnya,
dibandingkan “Membeli rumah pertama”, akan lebih baik menuliskan “Membeli rumah
minimalis 6-kamar dengan teras lapang dengan jarak maksimum 30 menit dari
kantor, sebelum akhir tahun” . Tentunya target ini baru akan tercapai setelah
ada persiapan yang matang.
Cobalah
menuliskan target- target anda dengan kalimat aktif positif, seperti “Menguasai
teknik jual-beli forex” dibandingkan “Tidak mengulangi kesalahan bodoh bermain
forex”. Setelah itu, tentukan prioritas
dari setiap target, supaya anda dapat mencapainya satu-persatu, dimulai dari
yang paling penting buat anda, tetapi membutuhkan paling sedikit sumber daya
III.Cara
Menyusun Konsekuensi yang Efektif
Tips
untuk Membantu Anda Membuat Keputusan yang Lebih Baik
Tetap
fokus pada prioritas Anda: Dalam setiap pilihan yang kita miliki, ada godaan
untuk fokus jangka pendek … untuk menghilangkan rasa frustrasi dan stres
sehingga kita mungkin merasa lebih baik sekarang. Untuk membuat keputusan yang
lebih baik, selalu mempertimbangkan prioritas tertinggi Anda … kehidupan yang
Anda ingin membuat sendiri. Semakin jelas Anda tentang prioritas hidup Anda,
semakin mudah bagi Anda untuk membuat keputusan yang melayani Anda dalam jangka
panjang.
Luangkan
waktu untuk memahami masalah. Semakin baik Anda memahami masalah yang Anda
hadapi semakin besar kemungkinan Anda untuk membuat keputusan yang baik.
Melakukan penelitian untuk memahami pilihan Anda, dan potensi konsekuensi dan
kemudian tanpa rasa takut berkomitmen.
Berhenti
berpegang pada jaminan. Beberapa orang, mereka yang memiliki kecenderungan
perfeksionis khususnya, mengalami kesulitan membuat keputusan kecuali mereka
telah mencapai titik kepastian mutlak tentang hasilnya. Jika tidak dapat
mencapai perasaan kepastian, pikiran mereka berputar-putar dalam lingkaran
lebih menganalisis masalah sampai mereka akhirnya menunda-nunda atau memang
tidak mengambil tindakan. Ada beberapa hal dalam kehidupan yang datang dengan
jaminan, dan perlu diingat … tidak membuat keputusan itu sendiri keputusan.
Hindari
membuat keputusan brengsek. Meskipun keputusan tersebut sering cepat diakui
sebagai kesalahan, biasanya setelah kerusakan terjadi. Jenis pengpengambilan
keputusan sering dikaitkan dengan uang dan jangka pendek aliran adrenalin dari
kesempatan untuk mengobati diri pada sesuatu yang khusus vs jangka panjang,
meskipun pilihan yang kurang menarik. Tanyakan pada diri Anda bagaimana
perasaan Anda tentang keputusan ini setahun dari sekarang. Bagaimana kalau lima
tahun?
Membangun
kepercayaan dalam pengambilan keputusan Anda. Salah satu kendala terbesar untuk
pertumbuhan pribadi dan menjadi pembuat keputusan yang efektif adalah kebutuhan
konstan untuk disetujui oleh orang lain. Sekali lagi, ini sering merupakan
masalah harga diri. Persetujuan yang Anda perlukan adalah dalam diri Anda.
Meningkatkan
standar pribadi Anda. Salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan
untuk diri sendiri adalah untuk meningkatkan standar pribadi Anda. Melakukan
hal itu secara alami akan menghilangkan banyak keputusan kecil yang tidak
penting yang mungkin mengganggu Anda setiap hari.
Belajar
dari masa lalu. Beberapa orang tampaknya menderita masalah yang sama
berulang-ulang. Alih-alih mengambil tanggung jawab atas keputusan yang mereka
buat dalam proses dan gagal belajar dari pengalaman masa lalu, mereka
menyalahkan ‘karma buruk’, ‘nasib’ atau sejumlah alasan lain untuk masalah
mereka. Sekali lagi, ini sering merupakan masalah harga diri dan satu-satunya
cara untuk secara efektif bergerak maju adalah menerima peranan seseorang dalam
proses, mengidentifikasi apa yang belum berhasil di masa lalu dan mengapa, dan
berkomitmen untuk membuat pilihan yang lebih baik di masa depan.
Jangan
menyalahkan diri sendiri karena membuat keputusan ‘salah’. Tidak ada jaminan
bahwa setiap keputusan yang Anda buat akan selalu memiliki hasil yang sempurna.
Mengalahkan diri sendiri hanya membuat keputusan yang salah untuk menyebabkan
Anda menebak keputusan masa depan dan merusak rasa percaya diri Anda
V.Proses
Evaluasi
Secara
garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir
(posttest).Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep
dan eksekusi yang direncanakan.Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang
diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk
analisis situasi berikutnya.
Evaluasi
dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan.Evaluasi yang diadakan di dalam
ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan
dijadikan sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini
kurang dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan
menggunakan metode penelitian lapangan dimana kelompok percobaan tetap
dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar.Realisme dari metode ini
lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk
mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus
dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan
permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan
untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan
menyampaikan hasil penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar